Hidroponik, Strategi Menanam di Lahan yang Sempit di Rumah
Warta Bandung, Tani

Hidroponik: Strategi Menanam di Lahan yang Sempit di Rumah

Hidroponik merupakan salah satu strategi budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media utamanya tanpa menggunakan tanah dan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bati tanaman. Pada proses hidroponik, penggunaan air lebih sedikit ketimbang menggunakan media tanah meski bahan utamanya adalah air. Teknik hidroponik lebih efektif dan efisien dalam penggunaan air, tidak salah jika teknik ini banyak digunakan di daerah minim air.

Di samping itu, pemanfaatan lahan juga terbilang lebih efektif. Di mana tanaman hidroponik ini dapat di tanam dengan memanfaatkan lahan sempit menggunakan bahan-bahan bekas ataupun dengan membuat media khusus. Penanamannya dapat dilakukan di halaman rumah atau bahkan sediakan lahan khusus.

Macam-Macam Hidroponik

Dalam praktiknya, teknik hidroponik memiliki beberapa jenis, di antaranya yaitu:

1. Static Solution Culture

Static Solution Culture merupakan salah satu teknik hidroponik dengan air statis. Di mana air yang digunakan diam dan tidak mengalir, sedangkan akarnya terendam secara terus menerus di dalam air yang disimpan pada wadah dengan yang sudah di isi dengan larutan nutrien atau hara.

Larutan nutrien ini merupakan larutan yang berisi unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup dan berkembang. Semua yang dibutuhkan oleh tanaman sudah disediakan dalam larutan ini, sehingga meski hanya berupa air, ia bisa tetap tumbuh dengan baik.

Di Indonesia, teknik hidroponik ini biasanya disebut dengan teknik apung. Karena tanaman di pasang pada wadah dan akarnya mengapung di permukaan air. Biasanya tanaman ini disimpan pada wadah tertentu, seperti gelas, toples, ember atau bahkan bak air.

Wadah yang digunakan untuk pembuatan tanaman hidroponik ini dibungkus dengan aluminium foil agar sinar matahari tidak masuk ke dalam wadah agar akar tumbuh dengan semestinya. Selain itu, tujuan dari pembungkusan ini adalah agar tidak tumbuh lumut pada akar.

Penutup pada wadah ini ditutup dengan menggunakan tutup yang juga tidak tembus cahaya langsung. Pada bagian penutupnya dilubangi untuk menyimpan tanaman. Bisa di isi beberapa tanaman sesuai dengan ukuran dan jenis tanamannya.

Setiap lubang pada tanaman ini diberikan kain atau kapas yang  berfungsi sebagai sumbu agar air bisa mengalir ke bagian akar tanaman. Dengan demikian, tanaman bisa mengisap air, mineral, zat hara dan beragam unsur lainnya yang terdapat pada larutan yang di masukkan ke dalam wadah.

2. Aeroponik

Aeroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa wadah dan tanpa tanah. Di mana tanaman dan akarnya dibiarkan menggantung. Teknik pemberian makanan pada tumbuhan dilakukan dengan cara disemprotkan cairan nutrien yang halus. Penyiraman akar dilakukan secara berkala, sedangkan ruangannya juga dibuat di ruangan dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi.

Teknik Aeroponik ini terbukti sukses pada beberapa sektor pertanian Indonesia. Namun sayangnya tidak semua jenis tanaman cocok ditanam dengan menggunakan teknik Aeroponik. Aeroponik sukses dalam pertanian kecambah kacang, tanaman daun, produksi tomat dan bibit kentang.

Teknik hidroponik Aeroponik ini ditemukan pada tahun 1983 oleh Richard Stoner. Aeroponik merupakan teknik pertanian alternatif yang bisa memanfaatkan sistem pengairan yang lebih efektif.

Strategi Menanam di Lahan yang Sempit

Hidroponik merupakan salah satu strategi menanam di lahan yang sempit yang paling efektif dan paling mudah sekali digunakan. Teknik hidroponik memungkinkan lahan yang sempit sekalipun dapat digunakan untuk menanam beragam  jenis sayuran dengan lebih mudah.

Lahan yang sempit sekalipun dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan teknik hidroponik, halaman rumah yang sempit akan jauh lebih produktif. Kebutuhan harian akan sayuran bisa terpenuhi tanpa harus beli ke pasar.

Dalam praktiknya, strategi menanam di lahan yang sempit dengan hidroponik ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Teknik Hidroponik NFT

NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu teknik hidroponik yang dikembangkan oleh Dr.A.J Cooper sejak tahun 1960 di Glasshouse Crops Little Research Institute Litlehampton, Inggris.

Hidroponik NFT banyak digunakan oleh industri skala rumahan hingga perusahaan besar. Teknik hidroponik ini dapat memanfaatkan halaman yang sempit bisa menghasilkan sayuran yang melimpah.

Dalam skala industri, teknik ini memungkinkan sistem pertanian yang lebih efektif. Karena tidak membutuhkan lahan yang besar. Lahan yang kecil sekalipun bisa dimanfaatkan dengan baik.

Teknik hidroponik NFT ini mengandalkan media air berpenopang dengan pengaturan sirkulasi oksigen serta dengan pemberian nutrien secara optimal. Penyusunan penopang dilakukan dengan sangat baik dan tertata rapi yang memungkinkan aliran air dapat merata ke semua bagian tanaman.

Adapun cara bercocok tanam dengan teknik hidroponik NFT bisa dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

  • Siapkan beberapa pipa paralon atau talang dan juga pompa
  • Lubangi pipa paralon sesuai dengan ukuran tanaman yang akan di pasang di lubang tersebut
  • Pastikan jarak antar lubang yang satu dengan yang lainnya sama
  • Kemudian pasang tiang penyangga secara turun menurun seperti tangga
  • Pasang pipa yang sudah diberi lubang di sana dengan baik dan kuat
  • Agar lebih kuat ikat menggunakan tali kawat
  • Lalu siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah
  • Lalu pasang pompa untuk mengalirkan nutrisi ke semua saluran
  • Letakkan tanaman pada bagian yang sudah dilubangi
  • Berikan serat pengantar larutan ke akar tanaman

Catatan: tanaman akan tumbuh dengan baik pada bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam serta dapat menjaga tanaman untuk mendapatkan nutrisi, air dan juga oksigen yang cukup. Teknik hidroponik NFT cocok digunakan pada tanaman bayam atau kangkung.

2. Teknik Hidroponik Sistem Wick

Teknik Hidroponik dengan sistem wick merupakan salah satu teknik budidaya tanaman di mana tanaman di tempatkan pada wadah dan diletakkan pada tepat berisi air. Air ini sudah diberi nutrien dan unsur hara lainnya yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tumbuhan akan menarik cairan itu melalui sumbu yang terhubung ke air nutrien.

Teknik Hidroponik wick ini sangat efisien sekali dalam pemanfaatan air. Karena tanaman hanya akan menarik air untuk kebutuhan mereka saja. Air tidak akan dibuang ke mana-mana. Air benar-benar akan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Teknik Hidroponik wick dapat dilakukan dengan mudah, berikut langkah-langkahnya:

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Botol air mineral bekas tahu masih baru sesuai dengan kebutuhan
  • Cutter atau gunting
  • Sehelai kain flanel atau pakai sumbu kompor
  • Solder ataupun paku untuk melubangi air mineral
  • Air nutrien

Proses Tanam:

  • Potong botol air mineral menjadi 2 bagian
  • Kemudian lubangi bagian tutup botol tersebut dengan menggunakan paku, jangan terlelu besar, asal masuk sumbu kain saja
  • Gabungkan kedua bagian bolot dengan bagian penutup terbalik ( bagian tutup botol menghadap ke bawah)
  • Lalu pasang sumbu kompor atau kain flanel yang sudah disiapkan sebelumnya pada tutup botol, pastikan sumbu menyentuh dasar botol
  • Setelah itu, isi botol dengan air nutrisi secukupnya
  • Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan sekam secukupnya saja
  • Pastikan sekam terairi dengan baik

3. Teknik Hidroponik Deep Water Culture

Hidroponik Deep Water Culture merupakan salah satu teknik budidaya dengan menggantungkan tanaman pada permukaan air. Bagian akar akan menyentuh air dan mengambil mineral serta unsur hara yang sudah dilarutkan ke dalam air tersebut.

Dari sekian banyak teori Hidroponik, Deep Water Culture merupakan teknik paling sederhana dan paling mudah dilakukan. Teknik Hidroponik Deep Water Culture tidak membutuhkan lahan yang lebar, cara ini bisa digunakan di semua lokasi bahkan di halaman rumah yang sempit sekalipun.

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Wadah untuk menyimpan larutan nutrien dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan ukurannya lebih bagus yang agak panjang agar muat beberapa pot
  • Pot sebagai media tanam yang berisi sekam
  • Selang aer kecil untuk membuat gelembung
  • Pompa udara akuarium
  • Larutan nutrien

Proses Tanam:

  • Masukkan aer nutrien ke dalam wadah
  • Kemudian pasang selang ke pompa akuarium
  • Masukkan selang ke wadah kemudian tutup
  • Lubangi penutup wadah sesuai dengan diameter pot
  • Pasang wadah yang sudah berisi tanaman
  • Pastikan bagian bawahnya menyentuh air nutrien

4. Teknik Hidroponik Sistem Drip

Teknik Hidroponik dengan sistem drip ini merupakan sebuah teknik Hidroponik yang menggunakan sistem aerasi. Di mana penyiramannya dilakukan dengan menggunakan sistem tetes pada akar tanamannya. Pengairan ini dilakukan dengan menggunakan dipper yang sudah di setting dengan timer yang merata sehingga akar tanaman akan mendapatkan nutrisi yang cukup.

Orang Indonesia sering juga menyebut sistem drip ini dengan sistem irigasi. Karena air nutrien di alirkan melalui selang kecil dengan menggunakan dipper yang sudah di setting timer nya. Pemberian nutrisi pada akar tanaman akan dilakukan secara berkala oleh mesin dipper. Pada beberapa industri sekala besar, banyak yang menggunakan sistem Hidroponik drip, karena hasilnya sangat bagus sekali.

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Sekam yang akan digunakan sebagai media tanam
  • Bibit tanaman yang akan dibudidayakan boleh terong, cabe, melon, tomat dan lain sesuai dengan yang diinginkan
  • Pot yang akan digunakan untuk tempat budidaya
  • Selang air kecil dan bening
  • Dipper yang akan digunakan sebagai pengaturan air
  • Meja tempat menyimpan tanaman
  • Wadah air nutrien

Proses Tanam:

  • Isi pot dengan sekam secukupnya
  • Kemudian masukkan tanaman ke pot
  • Hubungkan selang ke dipper
  • Lalu isi wadah dengan air nutrien secukupnya
  • Setting timer dipper sesuai dengan kebutuhan (jangan terlalu cepat)
  • Masukkan dipper ke dalam larutan nutrien
  • Pasang selang ke semua pot tanaman
  • Lubangi selang dengan diameter kecil
  • Air nutrien akan mengalir dan menetes ke tanaman sesuai dengan pengaturan waktu yang sudah diatur sebelumnya

5. Teknik Hidroponik EBB dan Flow System

Teknik Hidroponik EBB dan Flow System merupakan sebuah cara dan sistem budidaya yang mana akar tanaman akan digenangi air nutrisi dalam waktu tertentu secara berkala. Wadah air yang digunakan ada 2 wadah, 1 wadah air nutrien atas untuk menggenangi air dan wadah kedua merupakan air penampung di bagian paling bawah.

Air di atur dengan menggunakan mesin pompa khusus seperti teknik drip. Pada waktu tertentu air akan ditarik ke atas untuk mengairi akar, setelah selesai akan diturunkan kembali ke wadah bawah. Pengairannya dilakukan secara terjadwal, akar akan mendapatkan nutrisinya dengan baik sehingga akan tumbuh sebagaimana mestinya.

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Pompa air khusus untuk menarik air ke wadah atas
  • 1 wadah dengan ukuran sedang untuk tempat tanaman
  • 1 wadah besar atau sedang untuk tempat air nutrien
  • Pot tanaman sesuai dengan ukuran tanamannya
  • Sekam bakar secukupnya
  • Selang air
  • Pipa paralon
  • Larutan nutrien
  • Penyangga bertangga, bisa dibuat menggunakan paralon, besi, aluminium atau bahkan kayu serta bambu

Proses Tanam:

  • Buat penyangga wadah tanaman dan juga air nutrien dengan 2 tingkatan, tingkatan atas untuk wadah tanaman dan tingkatan bawah untuk air nutrien
  • Kemudian masukkan sekam ke dalam pot tanaman
  • Masukkan juga tanaman ke  dalam pot berisi sekam
  • Siapkan wadah nomor 1, lubangi tutp wadah sesuai dengan diameter pot, jumlah lubangnya juga disesuaikan dengan jumlah pot
  • Masukkan pot ke dalam wadah satu dan simpan di rak penyangga bagian atas
  • Siapkan juga wadah nomor 2, simpan di bagian rak penyangga bawah
  • Masukkan air nutrien ke wadah nomor 2
  • Pasang pompa air ke wadah nomor 2 (tempat air nutrien)
  • Hubungkan wadah 1 dan 2 dengan menggunakan selang kecil
  • Selang penghubung ini harus ada 2, bagian 1 untuk menarik air ke atas (wadah 1) dan selang kedua untuk menurunkan air ke wadah 2 setelah penyiraman akar
  • Kemudian atur timer pompa sesuai dengan kebutuhan (15-30 menit sekali)
  • Colokan pompa ke aliran listrik

6. Teknik Hidroponnik Aeroponik

Hidroponnik Aeroponik merupakan salah satu teknik budidaya tanaman dengan cara menggantungkan akar tanaman dan memberikannya nutrisi pada akar secukupnya. Teknik Hidroponnik ini sama sekali tidak menggunakan media tanah. Namun, harus dilakukan pada suuh yang lembab. Karena jika dilakukan di ruangan kering atau terbuka akan membuat akar cepat kering dan mati.

Sistem aeroponik tidak membutuhkan tempat yang luas, di tempat yang sempit sekalipun bisa digunakan untuk membudidayakan tanaman. Namun tidak semua jenis tanaman cocok dibudidayakan dengan menggunakan teknik Aeroponik. Tanaman yang bisa hidup di tempat lembab sangat bagus menggunakan metode ini. Adapun proses budidaya dengan menggunakan metode Aeroponik ini di antaranya adalah sebagai berikut:

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Wadah panjang untuk tanaman lengkap dengan penutupnya
  • Alat penyembur splinker
  • Wadah larutan nutrien
  • Selang kecil
  • Cycle timer
  • Nozle mis sprayer
  • Tanaman yang akan digunakan
  • Pipa paralon secukupnya

Proses Tanam:

  • Pasang wadah tanaman dengan menggunakan penyangga 1-1.5 meter tingginya
  • Lobangi wadah tanaman di bagian ujung kiri dengan diameter paralon yang sudah disiapkan
  • Hubungkan satu paralon ke wadah tanaman, pada bagian bawah, pipa paralon dihubungkan dengan wadah lain tempat air nutrien
  • Hubungkan selang ke alat penyembur atau splinker
  • Lalu hubungkan pula selang dari wadah larutan nutrien ke splinker
  • Psang cycle timer dan hubungkan ke splinker
  • Selang dari splinker tarik ke area wadah tanaman, lubangi selangnya dan pasang Nozle mis sprayer di selang tersebut
  • Jarak antara Nozle mis sprayer yang satu dengan lainnya harus di sesuaikan dengan posisi tanaman nantinya
  • Beri lobang pada tutup wadah tanaman untuk meletakkan tanaman, sesuaikan jaraknya dengan Nozle mis sprayer tadi
  •  Hubungkan splink dan cycle timer ke daya listrik
  • Masukkan cairan nutrien ke wadah yang sudah disediakan
  • Proses budidaya akan berlangsung

7. Teknik Hidroponik Bubbleponic

Hidroponik Bubbleponic merupakan teknik budidaya Hidroponik dengan menggunakan gelembung. Teknik ini dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman, sangat cocok sekali digunakan pada proses pembibitan ataupun untuk membuat kecambah. Walau demikian, teknik Hidroponik Bubbleponic juga banyak digunakan untuk membudidayakan tanaman lainnya.

Proses dan cara pembuatan Hidroponik Bubbleponic ini terbilang sangat mudah sekali. Tidak perlu menggunakan bahan yang rumit. Barang yang kita butuhkan hanyalah air pump, wadah dan  juga larutan nutrien yang bisa kita buat dengan mudah.

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Wadah larutan nutrien
  • Pot tanaman
  • Selang kecil dengan ukuran sesuai kebutuhan
  • Air pump
  • Busa segi empat, bisa pakai spons
  • Larutan nutrien

Proses Tanam:

  • Tuangkan larutan nutrien ke dalam wadah
  • Kemudian hubungkan selang dengan air pump dan busa
  • Celupkan busa ke dalam larutan nutrien sampai buihnya keluar
  • Lubangi penutup wadah sesuai dengan diameter pot tanaman
  • Tutup wadah larutan nutrien
  • Kemudian pasang pot tanaman pada bagian yang sudah dilubangi
  • Tanam tumbuhan yang akan kita budidaya
  • Pastikan bagian akar tanaman kena larutan nutrien

8. Teknik Hidroponik Fertigasi

Teknik Hidroponik festigasi adalah teknik budidaya tanaman dengan melakukan pemupukan dan irigasi atau pengairan secara bersamaan. Kata festigasi sendiri merupakan kepanjangan dari pemupukan dan irigasi. Artinya, teknik Hidroponik festigasi adalah proses penanaman tanaman dengan memberikan pupuk dan air secara optimal.

Proses Hidroponik ini sangat cocok seklai digunakan untuk pertanian tanaman tomat, paprica, melon, timun dan sejenisnya. Pada proses Hidroponik fertigasi ini, media tanam menggunakan sekam bakar serta diberikan nutrisi dan pupuk secara optimal sebanyak 3 hingga 6 kali per hari dengan durasi 6-10 menit.

Bahan yang Dibutuhkan:

  • Sekam bakar secukupnya
  • Polibag dengan ukuran sedang
  • Pipa paralon kecil
  • Nozle mis sprayer
  • Larutan nutrien
  • Wadah larutan nutrien
  • Dipper untuk mengatur air
  • Selang dengan ukuran sama seperti pipa paralon

Proses Tanam:

  • Isi polibag dengan sekam hingga penuh
  • Masukkan tanaman ke dalam polibag
  • Simpan masing-masing polibag sejajar dengan jarang 50 cm antara satu polibag dengan polibag lainnya
  • Kemudian lubangi popa paralon kecil-kecil seukuran paku kecil
  • Pasang Nozle mis sprayer pada lubang tersebut
  • Setiap lubang yang di pasang Nozle mis sprayer harus pas di atas polibag
  • Sambungkan selang ke salah satu ujung pipa  dan tutup ujung pipa lainnya
  • Tuangkan larutan nutrien ke dalam wadah
  • Sambungkan selang ke dalam larutan nutrien
  • Hubungkan juga selang ke dipper untuk mengatur air
  • Atur aliran air sebanyak 4, 6 atau 8 jam sekali dengan waktu 3-6 menit dalam 1 kali penyemprotan

Tips Bertani  Hidroponik di Rumah Agar Sukses

Hidroponik merupakan salah satu strategi menanam paling tepat di lahan yang sempit. Anda bisa memanfaatkan halaman sempit di rumah menjadi lebih produktif. Tidak akan ada halaman yang tidak terawat jika menggunakan teknik Hidroponik. Namun dalam praktiknya, banyak orang yang gagal melakukan Hidroponik pada tanaman yang mereka pilih.

Agar tidak salah dalam melakukan prosesnya, Anda perlu trik yang tepat agar tidak hanya buang-buang uang untuk mencoba langkah ini. Jika Anda ingin memulainya, gunakan beberapa tips berikut ini:

1. Pilih Metode Hidroponik yang Tepat

Teori Hidroponik itu ada banyak di atas ada beberapa jenis dijelaskan. Pilih salah satu metode yang paling mungkin dilakukan di rumah Anda. Jangan memilih metode yang rumit dan tidak dapat dijangkau dengan modal Anda saat ini. Karena itu hanya akan menghambat proses pertanian Hidroponik yang Anda lakukan.

2. Pilih Tanaman yang Sesuai

Setiap metode Hidroponik hanya cocok digunakan pada jenis tanaman tertentu saja. Salah satu cara terbaik, Anda harus memilih jenis tanaman yang sesuai dengan jenis metode yang dipilih. Jika Anda pemula, Anda perlu konsultasi dengan orang yang paham dan memiliki pengalaman mengenai hal tersebut.

3. Perhatikan Larutan Nutrien yang Digunakan

Selain metodenya, jenis larutan yang digunakan pada jenis tanaman tertentu juga perlu diperhatikan dan dicocokkan dengan jenis tanamannya. Karena sudah pasti setiap tanaman akan butuh nutrisi berbeda dengan jenis tanaman lainnya.

4. Lakukan Penyiraman dengan Baik dan Optimal

Penyiraman atau pemberian nutrisi pada tanaman Hidroponik tidak bisa dilakukan setiap jam. Kebutuhan nutrisi pada setiap metode Hidroponik pasti akan berbeda. Selain itu, setiap jenis tanaman juga butuh nutrisi berbeda pula. Maka perhatikan hal ini dengan baik sebelum mulai proses Hidroponik agar tanaman tidak mati dan bisa tumbuh dengan baik.

Nah itulah sedikti penjelasan mengenai hidroponik dan strategi menanam di lahan yang sempit dengan menggunakan teknik hidroponik. Semoga bisa menjadi referensi yang tepat bagi Anda yang membutuhkannya agar bisa membuat tanaman hidroponik dengan baik di rumah.

Sumber Pembahasan:

Wikipedia. 2021. Hidroponik, diakses pada 16 Oktober 2021 dari halaman situs

https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik.

Merdeka.com, Kurnia Azizah. 2021. Cara Bercocok Tanam Hidroponik, Mudah untuk Pemula. Diakses

pada 15 Oktober 2021 dari https://www.merdeka.com/trending/cara-bercocok-tanam-

hidroponik-mudah-untuk-pemula-kln.html

Rumah.com, 2021. Cara Mudah Menanam dengan Sistem Hidroponik. Diakses pada 15 Oktober 2021

dari https://www.rumah.com/panduan-properti/sistem-hidroponik-29659

Komunitas Sikat Abis, Nurlaili Faozan. 2021. 10 Metode & 5 Tips Bercocok Tanam

secara Hidroponik. Diakses pada 15 Oktober 2021 dari halaman situs https://komunitas.sikatabis.com/metode-tips-hidroponik/.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *